Siang hari itu adalah siang yang sangat panas. Sengatan terik matahari hampir membuat semua orang tidak mau keluar dari rumah mereka. Yah, hanya beberapa orang saja yang mendapat hidayah untuk pergi ke masjid pada waktu Dzuhur hari itu, dan Alhamdulillah, akulah salah satunya.
Entah mengapa, selama dua jam terakhir ini, ada sesuatu yang mengganjal. Atau lebih tepatnya, mengajak. Mengajakku untuk berfikir, merenung lebih dalam, tentang beberapa hal yang tidak kusadari telah terlewat dalam hidup. Perjalanan ke masjid yang hanya berkisar lima menit itu serasa seperti satu jam. Tapi bukan satu jam yang melelahkan, melainkan satu jam yang selalu ingin kuulangi setiap harinya.
"Alhamdulillah, kamu sudah menginjak 17 tahun, usia dewasa, sekarang anak-anak ibu sudah besar semua", setidaknya begitulah yang dikatakan ibuku sekitar beberapa bulan yang lalu. Tetapi tiba-tiba aku jadi teringat kembali kata-kata itu. Masih bertanya-tanya dalam benak. Sudah pantaskah aku ini disebut dewasa? Apakah dewasa itu? Apakah hanya seorang yang memiliki kemampuan manajemen bagus? Apakah seorang yang mempunyai banyak jaringan kerja? Apakah orang yang selalu berada di depan dalam setiap hal? Seorang yang selalu berada untuk lawan jenisnya? Apakah seperti itu?
Yah, bisa dikatakan semua kriteria itu benar, tetapi dalam lima menit itu, akhirnya aku menemukan jawabanku sendiri,
Dewasa itu adalah orang yang bisa mengendalikan hatinya
Ketika dikumandangkan adzan, apa yang kita lakukan? Ketika itu hati kecil kita mengatakan untuk memenuhi panggilan tersebut. Hanya orang dewasa lah yang sanggup mengikutinya
Ketika kita dilanda amarah dan emosi lain, apa yang kita lakukan? Orang dewasa akan selalu dapat mengendalikan emosinya, dengan mengikuti kata hati nurani
Sebenarnya hati nurani kita selalu menyuruh kita untuk berbuat baik, tapi masalahnya adalah, sadarkah kita akan suruhan itu? Ataukah hanya akan terbawa hawa nafsu?
Aku yakin, ketika hati kita sudah tertata rapi, kita akan merasa tentram dalam hidup. Manajemen bagus akan datang dari seseorang yang hatinya selalu tentram. Orang akan lebih senang berteman dengan orang yang berhati lembut dan ramah. Tidak harus selalu berada di depan, ada tatkala kita harus di belakang. Orang dewasa pasti akan paham tentang posisi dan beraksi di saat yang tepat, mengikuti kata hatinya. Meninggalkan perbuatan yang dilarang, dan mengerjakan yang diperintahkan olehNya. Itulah TAKWA.
Dan hidayah tidak akan datang, kecuali pada orang-orang yang bertakwa.
Manusia memang tidak bisa sempurna. Tapi manusia bisa bermuhasabah (berbenah diri). Sudahkah saya menjadi orang yang baik? Orang dewasa yang mampu menata hatinya, yang bertakwa kepada Allah?
Hanya kita yang tahu jawabannya, kapankah kita sudah dewasa, kapankah kita masih butuh pencerahan untuk diri kita. "Hisablah dirimu sendiri sebelum dihisab"
Aku pun sampai di depan masjid, mendengah ke langit. Melihat sesersih cahaya melintas melalui gumpalan awan. Seakan memanggilku untuk selalu pergi ke masjid, tempat paling indah untuk bersujud menghadapNya sembari melantunkan kalimat-kalimatNya
Mudah-mudahan lima menit ini bisa terus kuulangi setiap kali aku pergi ke masjid selama hidupku..
Komentar
Posting Komentar