Langsung ke konten utama

Apa Sih Galau? Definisi, dll. Buat yang lagi galau atau enggak

Galau ditandai dengan banyak melamun, ngunci diri di kamar sambil dengerin lagu-lagu mellow, anggap diri paling malang sedunia sehingga paling layak dikasihani, dan berharap ada keajaiban yang datang sebagaimana yang bisa dilihat di sinetron-sinetron korea. Ini dinamakan galau karena cinta, karena cinta bertepuk sebelah tangan.

Tapi, nggak semua galau itu negatif kok.. Ada juga galau yang mesti dipelihara, galau yang positif. Galau yang menyelamatkan kita, baik di dunia atau di akhirat. Sekarang kita coba akan bahas jenis-jenis galau, dari yang positif, negatif, atau netral (gak jadi galau dong..)



Nah, mulai dari gimana kita ngatasin yang namanya galau, resah, gelisah, atau apalah itu namanya.

Manusia seluruhnya sudah diberi fitrah oleh Allah SWT yang pastinya sudah dirasakan oleh semua orang, yaitu kemampuan untuk merasa, bisa kita sebut juga sebagai naluri

Nah naluri ini secara teoritis psikologi, ada 3 jenisnya:
  1. Naluri untuk mempertahankan eksistensi diri (ingin diakui)
  2. Naluri untuk melanjutkan keturunan
  3. Naluri untuk mengagungkan sesuatu
Naluri tersebut tidak dapat dilihat wujudnya, tetapi dapat diketahui berdasarkan tingkah laku yang tampak dari gerak-gerik kita.

Misalnya, naluri untuk mempertahankan eksistensi diri akan muncul ketika eksistensinya terancam. Seperti kalau dia dihina, diabaikan oleh orang, senang ketika dipuji, sampai mencari fotonya pertama kali kalau lagi foto bareng. Naluri ini sifatnya egosentris, lebih mendahulukan diri sendiri dibandingkan orang lain.

Naluri yang kedua ini paling mudah dirasakan. Kadang-kadang bisa juga kita sebut sebagai cinta. Rasa sayang kepada orangtua, saudara, kerabat, lawan jenis, bahkan kepada seluruh manusia pada umumnya. Seorang ibu rela tidak makan demi anaknya. Seorang suami akan bekerja keras untuk rezeki yang halal dan masih banyak contoh dari pengorbanan untuk selain diri sendiri dalam naluri ini. Maka naluri ini bersifat anti-individualis, berbalikan dari naluri yang pertama

Naluri yang ketiga adalah naluri untuk menyucikan atau membesar-besarkan sesuatu. Pada zaman batu dulu misalnya, banyak manusia yang menyembah berhala, matahari, pohon besar, dan yang hal lain yang membuatnya takjub. Manusia merasa bahwasannya dia perlu untuk menyembah sesuatu. Mudahnya, naluri ini adalah naluri untuk ber-Tuhan

Q: Terus darimana datangnya galau, gelisah, resah, dll. itu??

Nah, tidak diragukan lagi, datangnya yaitu dari naluri-naluri yang tidak mendapat pemenuhan tadi.

Kalau kebutuhan fisik yang tidak terpenuhi akan mengakibatkan kerusakan fisik, lemah, dan lain sebagainya. Maka keinginan naluri yang tidak terpenuhi akan memunculkan rasa galau tadi. Singkatnya, segala naluri yang tidak terpenuhi, kita akan merasakan galau. Gitu lho..
CONTOHNYA:

Galau yang berkaitan dengan naluri kedua: Kirim SMS nggak dibales-bales, ditelepon gak dijawab-jawab, nggak ketemuan beberapa lama, dll. lah (banyak, kamu juga tahu sendiri)
Galau juga bisa berkaitan dengan naluri yang pertama: Uang jajan habis, Utang numpuk, Kerjaan belum selesai, nggak digagas waktu ngobrol sama temen-temen, dan lain sebagainya.

Galaupun juga bisa menimpa para ahli ibadah, dikarenakan naluri yang ketiga: Takutnya dia pada murka Allah, cemas dengan surganya Allah, dll.

Nah, berita baiknya, tidak seperti kebutuhan jasmani yang mengharuskan kita untuk memenuhinya, kebutuhan naluri bisa kita kontrol. Sehingga kita bisa menghilangkan dan mendatangkan galau, mengalihkan atau memindahkan galau.

Untuk masalah galau nomor tiga, tentu tak perlu dikhawatirkan. Malah lebih baik kalau kita kembangkan. Lebih baik perasaan galau kita buat Allah, tidak perlu dikhawatirkan.
TERUS GIMANA DENGAN GALAU YANG LAIN?

Begini, naluri kita akan menguat saat kita hadirkan rangsangan terus menerus. Sebaliknya, akan hilang kalau kita tidak mengeluarkan suatu rangsangan. Semakin besar tanggapan kita kepada naluri kita, maka akan semakin besar juga naluri kita itu sendiri. Misalnya, sering lihat, sering bayangkan, sering denger, baca, jalan bareng, ngobrol-ngobrol, dan lain-lain. Pasti akan muncul sesuatu yang tidak seharusnya ada.

Q: Terus gimana hilangkan galau yang kayak gini?

Jawabannya gampang kok.. Menikah, maka akan terbebas dari galau

Q: Lo, saya masih sekolah, masih kecil, mini, imut, dll.... (halah..)

Kalau sadar belum siap nikah, kenapa memperdalam naluri yang satu ini? Berarti kita berjalan dalam jalur yang tidak mampu kita tempuh.. (Makanya jangan pacaran)

Solusinya, Alihkan naluri itu, jangan sering lihat, sering bayangkan, sering denger, baca, jalan bareng, ngobrol-ngobrol, dan lain-lain. Pasti tidak akan muncul sesuatu yang tidak seharusnya ada. Perdalam hobi-hobi kamu yang terpendam. Kayak nulis, baca, otak-atik komputer, olahraga, dan lain sebagainya. Yang penting aktif deh.. Kalau udah aktif banget, dijamin bakal lupa sama yang kayak gituan.

Kalau benar mau bebas galau, keluarlah dari lingkaran kegalauan menuju ke lingkaran positif dan bersemangat, yang bebas dari segala unsur negatif. Maka tidak lama kemudian, kamu akan menjadi orang yang positif dalam segala bidang, yang tidak hanya berpatok sama satu hal yang tidak begitu penting. So, be an "anti-galau" by being active and productive!!

Sumber: Udah Putusin Aja, Y. Siauw, Felix, Penerbit Mizania, dengan beberapa perubahan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswa Akhir KMI bersiap dengan "Jiwa Kemenangan"

Penantian panjang akhirnya berbuah hasil. Itulah yang dirasakan oleh seluruh tamatan KMI Gontor tahun 2013. Setelah sekian lama menimba ilmu di Pondok Darussalam tercinta, akhirnya pada tanggal 11 Ramadhan 1434 kemarin, para siswa akhir KMI menjalani kegiatan Yudisium. Mereka pun bersiap-siap untuk ditempatkan di seluruh penjuru Indonesia untuk melaksanakan pengabdian. Untuk tahun kali ini, merupakan tahun yang spesial. Karena mereka memiliki album lagu mereka sendiri yang sekarang sudah dirilis dan bisa dinikmati oleh seluruh santrinya

A Little Note for Those Who Confuse Their Works.

Wah, bingung nih, kerjaan belum kelar!! Wah, pusing, banyak masalah!! Wah, banyak banget kerjaannya!! Seperti itulah kira-kira kata-kata yang setiap harinya kita dengar dari mulut orang-orang yang mengeluh karena 'banyaknya' kerjaan mereka.. Atau, apa memang begitukah?

Andi dan Piano

Pada suatu hari, ada seorang anak yang bernama Andi. Andi adalah anak yang rajin dan selalu membantu orang tuanya. Karena sifat rajinnya tersebut, Andi menjadi salah satu anak yang berprestasi di sekolahnya. Di samping itu, Andi pun juga memiliki hobi yang unik, yaitu bermain piano. Dia melatih hobinya tersebut sejak kecil, sampai sekarang, tangannya sudah semakin lihai bermain piano. Hari-harinya pun dia isi dengan alunan melodi dari alat musik yang besar itu.