Wah,
aku berhasil menang jambore tingkat provinsi tahun ini!!
Wah ini, wah itu, dan wah yang lain-lainnya
Yah,
kira-kira seperti itulah yang ada di benak kita ketika sudah mencapai target
sementara yang kita inginkan.
Kita
terkadang merasa sombong dengan diri kita yang sekarang, dengan apa yang kita
miliki. Coba deh kita telaah kembali hati kita. Kalau kita sudah merasa bangga
hanya karena kesenangan itu, memang kita sudah membanggakan di hadapan Sang
Pencipta? Hafal semua pelajaran, emang kita udah hafal berapa juz? Faham soal-soal
sulit, memang kita sudah paham berapa masalah agama? Rajin masuk les, kuliah,
dll, memang kita sudah rajin sholat tahajud, sholat dhuha, sholat rawatib? Baca
buku setiap hari, berapa halaman Al Qur’an yang sudah kita baca sehari?
Pinter
bukan cuma pinter otak tok, pinter tuh juga pinter hati. Percuma teori tapi
hati tak mumpuni. Percuma prestasi tapi tak punya nurani. Lebih baik kalah
tetapi dekat dengan Allah, lebih baik lemot tapi ibadah berbobot.
Ya
tapi juga gak segitunya, sebagai muslim kan kita gak cuma kerjaannya ibadah tok
kan. Wabtaghi fii maa ataaka Allahu-d-daaral akhiirah, wa laa tansaa
nasiibaka minaddunya. Jangan lupa kewajiban kita di dunia yang sudah
ditetapkan Allah, kalo laki-laki ya cari nafkah, perempuan ya membina rumah tangga.
Cari nafkah tapi gak belajar ya gak bisa maksimal, sama juga mau mendidik anak
kok gak sekolah, ya juga gak bisa maksimal.
Lho,
terus gimana dong kalau gitu?
Inget,
kalau orang cuma cari dunia, ya dapetnya cuma dunia. Tapi, kalau kita cari
akhirat, nanti dunia akan ngikut sendirinya. Makanya kalau mau cari dunia,
jangan lupa ibadahnya, Dream, pray, and action. Yah, singkatnya, segala
yang kita lakukan itu, harus berasaskan nilai ibadah. Caranya? Ya gampang aja
lah, niatkan untuk Allah, Bismillah. Mau belajar, Bismillah, mau
kerja, Bismillah, mau pergi, Bismillah. Gimana, gampang kan?
Syukur-syukur kalau kita tambahin dengan pekerjaan sunnah-sunnah lainnya.
Senggang pagi, sholat dhuha. Senggang sore, baca Qur’an. Senggang malam, sholat
tahajjud. Kalo dilatih terus tiap hari, insya Allah nanti terbiasa, gak akan
berat laksanakannya.
Terus
yang gak kalah penting lagi nih, MUHASABAH. Inget apa aja yang udah kita
lakukan, apakah sudah cukup segitu saja, atau masih ada yang kurang? Introspeksi
diri sendiri tentang kekurangan kita sebagai seorang insan dan seorang muslim.
Dan selalu niatkan untuk jadi lebih baik dari hari ini, dalam beribadah maupun
muamalat.
Berbuatlah
di duniamu, untuk akhiratmu kelak. Addunyaa daaru-l’amal, wa-l-aakhirah
daaru-l-jazaa’. Obsesif itu perlu, tetapi jangan sampai termakan oleh
obsesi itu sendiri. Cukuplah ia menjadi penyemangat kamu untuk melakukan
sesuatu yang lebih baik.
Komentar
Posting Komentar